WahanaNews-Madura | Penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis, yang tak jarang penyakit jenis ini bisa berakibat fatal untuk penderita penyakit tersebut.
Dari itu, untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), siapkan pelayanan yang mumpuni dan efisien untuk pengobatan TBC itu.
Baca Juga:
Kasus TBC Meningkat, Pemkab Dairi Gelar Rencana Aksi Eliminasi
Nantinya, rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep itu akan memisahkan antara pasien TBC yang Sensitif Obat (SO) dan Resisten Obat (RO).
Sebelumnya, Direktur RSUDMA Sumenep, dr Erliyati melalui Kasi Humas, Arman Endika Putra menjelaskan, jika pada awal Agustus 2022 kemarin, RSUD dr Moh. Anwar Sumenep telah melakukan serah terima pasien khusus pasien TBC RO dari RSUD Waru Kabupaten Pamekasan.
Menurut Arman, saat ini pelayanan dan fasilitas RSUD dr Moh Anwar Sumenep telah mumpuni, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien TBC.
Baca Juga:
Potensi Indonesia sebagai Pemimpin Produksi Hidrogen dan Amonia di Asia
“Saat ini RSUDMA Sumenep sudah memberikan pelayanan terbaik kepada pasien diagnosa TBC yang RO maupun SO,” ungkap Arman pada sejumlah media, Selasa (30/08/2022).
Selain itu, kata Arman, saat ini pasien pengidap penyakit TBC akan mendapatkan proses penyembuhan secara maksimal. Menurut Arman ada perbedaan dalam proses penyembuhan bagi pasien TB-RO dan TB-SO.
“Kami dinilai mampu untuk melakukan tatalaksana oleh Provinsi Jawa Timur karena dilihat angka TBC di Sumenep lumayan tinggi,” jelasnya.
Pasien TB-RO sistem pengobatannya memiliki durasi yang lumayan lama. Sedangkan untuk pasien TB-SO juga memiliki sistem yang sebaliknya.
“Penyembuhan TB memakan waktu antara 4 sampai 6 bulan dan secara kontinyu mengkonsumsi obat setiap hari,” kata Arman.
“Apabila pihak pasien sekali saja tidak mengkonsumsi obat, maka akan mulai dari awal lagi dan kemungkinan dia akan resisten dengan obat,” tambah Arman.
Sedangkan dalam proses perawatan, antara pasien diagnosa TB-RO dan TB-SO harus terpisah, tidak boleh berada dalam satu kamar perawatan.
“Karena potensinya berbahaya terhadap yang SO dan jenis pengobatannya beda dengan obat TBC biasa atau dengan yang TBC RO,” terangnya.
Sementara penyembuhan terhadap penyakit TB-RO diperlukan tempat khusus. Sebab sangat efektif penularannya jika berada di tempat yang tertutup.
“Maka diperlukan paparan matahari,” tutupnya. [jat]