WahanaNews-Madura | PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersama pihak-pihak terkait telah menggelar rapat koordinasi untuk membahas persiapan teknis dalam melanjutkan Liga 1.
Meski kompetisi sepak bola kasta tertinggi itu sudah tinggal dijalankan, format bubble masih menjadi polemik.
Baca Juga:
Diduga Oknum Ketua DPD (LSM) Membekingi Judi Mesin Tembak Ikan di Bagan Siapi-api, Kecamatan Bangko
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi masih merasa keberatan jika Liga 1 diubah format dari home-away menjadi bubble. Meski, perubahan format itu hanya sementara. Hanya sampai putaran pertama Liga 1 selesai.
Menurut Achsanul, penerapan format bubble yang bersifat temporer justru tidak adil. Sebab, pada putaran pertama, tim akan kehilangan kesempatan bermain di kandangnya.
”Misalnya, pada putaran pertama, Persib Bandung menjamu Persija Jakarta dengan sistem bubble. Lalu, pada putaran kedua, Persija Jakarta akan menjamu Persib Bandung dengan format normal,” ujarnya.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Berdasar kalender pertandingan yang telah disusun PT LIB sejak awal musim, Maung Bandung julukan Persib dijadwalkan bertemu Persija pada putaran pertama.
Pertandingan itu sedianya digelar pada 2 Oktober lalu di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jawa Barat.
Saat itu, pertandingan tersebut sudah hampir digelar. Persija sudah tiba di Bandung pada H-1 pertandingan. Persib juga sudah menyiapkan semuanya untuk menggelar laga big match tersebut.
Namun, pertemuan Persib-Persija itu terpaksa ditunda karena ada tragedi Kanjuruhan pada H-1 pertandingan. Bukan hanya itu, tragedi Kanjuruhan juga sekaligus menghentikan Liga 1 sampai hari ini.
Saat ini, PT LIB berencana melanjutkan kompetisi dengan sistem bubble. Jika tidak ada perubahan jadwal, Persib berpotensi menjamu Macan Kemayoran –julukan Persija– di tempat netral.
Ada empat stadion yang disiapkan PT LIB untuk menggelar lanjutan Liga 1 dengan format bubble. Yaitu, Stadion Jatidiri (Semarang), Stadion Maguwoharjo (Sleman), Stadion Moch. Soebroto (Magelang), dan Stadion Sultan Agung (Bantul).
Menurut Achsanul, PT LIB sebenarnya bisa mengambil opsi untuk menggelar kompetisi Liga 1 dengan format home-away. Asalkan, PT LIB bisa lebih meyakinkan pemerintah.
”Saya yakin pemerintah memberikan izin. Dan, pemerintah juga lebih senang kompetisi normal dengan penonton. Tugas PT LIB meyakinkan itu semua,” tegas pria yang disebut-sebut bakal maju menjadi calon ketua umum PSSI menggantikan Mochamad Iriawan tersebut.
Tapi, lanjut dia, jika PT LIB merasa tidak percaya diri bisa melanjutkan kompetisi dengan format home-away, konsep bubble bisa menjadi opsi. Apalagi, format bubble bukan hal baru bagi sepak bola Indonesia. Format itu pernah dipakai musim lalu.
Tepatnya saat Liga 1 digelar di tengah pandemi Covid-19. ”Tapi, format bubble harus terus dilanjutkan sampai kompetisi selesai,” terang Achsanul.
Dia menilai hal itu lebih fair. Sebab, tim yang pada putaran pertama bermain di tempat netral akan tetap bermain di tempat netral pada putaran kedua.(jef)