WahanaNews-Madura | Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam gerakan 'Trunojoyo Bergerak' di Pulau Madura, Jawa Timur, memblokade akses Jembatan Suramadu meminta pejabat publik baik di tingkat daerah, provinsi, hingga pusat agar tidak lengah dan segera merespons penderitaan rakyat.
Koordinator aksi Abdurrahman Wahid mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak dan sembako jadi masalah utama.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Namun, kata dia, malah elite politik dan segelintir pejabat sibuk membahas wacana presiden tiga periode.
"Atas nama rakyat kita memblokade Suramadu biar publik tahu hingga presiden bahwa impian masyarakat Madura beserta mahasiswa menolak wacana presiden tiga periode dan penolak penundaan pemilu 2024, BBM dan sembako saja timpang tidak ditangani," kata Abdurrahman kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/4).
Aksi blokade Suramadu membuat arus lalu lintas kendaraan dari dan menuju Madura sedikit terhambat. Setelah blokade ini mahasiswa rencananya akan melanjutkan dengan menggelar aksi di Kantor DPRD Bangkalan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Unjuk rasa juga terjadi di Kabupaten Sampang dan Pamekasan. Sejumlah tokoh agama di Sampang menggelar demonstrasi dengan tuntutan yang sama yakni menolak perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.
Penyegelan ini dipicu oleh kekesalan mahasiswa yang hendak berdialog dengan para wakil rakyat. Ketika mahasiswa memasuki gedung dewan, hanya ada dua anggota DPRD yang hadir dari total 45 anggota dewan.
"Kami ingin berdiskusi dengan wakil rakyat, tapi di sini tidak ada yang hadir termasuk Ketua DPRD," kata Koordinator aksi Syaiful Bahri.