WahanaNews-Madura | Masyarakat Madura mulai melakukan tradisi Toron sejak Jumat (8/7). Yaitu tradisi mudik seperti halnya mudik lebaran yang kerap dilakukan para perantau menjelang Hari Raya Iduladha setiap tahunnya.
'Toron' dalam bahasa Madura memiliki arti turun. Bagi masyarakat Madura yang merantau ke luar daerah, Iduladha adalah saat turun untuk pulang ke kampung halaman.
Baca Juga:
Anggota DPRD Kalteng Siti Nafsiah Ajak Generasi Muda Lestarikan Adat Istiadat Provinsi
Pantauan wartawan di Jembatan Suramadu, pengendara motor maupun mobil mengalami peningkatan volume meski tak seramai beberapa tahun sebelumnya, apalagi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Lalu lintas menuju Madura melalui Jembatan Nasional Suramadu didominasi pengendara roda 2 dari arah Surabaya. Tiba di kawasan Suramadu sisi Bangkalan, para pemotor itu tampak beristirahat sejenak.
Salah satu pengendara asal Sumenep bernama Muchlis mengaku selalu melakukan Toron ketika Iduladha tiba. Ia mengaku selalu mudik 2 kali dalam setahun, saat Idulfitri dan Iduladha.
Baca Juga:
Kepulangan Jamaah Haji di Pandan, Tapteng: Suatu Tradisi Baru yang Penuh Makna
"Saya aslinya Sumenep, ini sepeda motoran sama temen saya. Merantau dari Sidoarjo," kata pria berusia 26 tahun itu, Sabtu (9/7/2022).
Hal senada disampaikan Chusnul Khasanah. Ibu rumah tangga asal Tanahmerah, Bangkalan itu juga selalu mudik bersama suami dan buah hatinya ketika Iduladha tiba.
"Setiap tahun selalu ikut (Toron), nanti di kampung ikut belehan (sembelihan) terus makan bareng keluarga besar," ujarnya.