WahanaNews-Madura | Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumenep, Jawa Timur (Jatim), menyebut jika pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai sangat memberatkan.
Pemerintah Indonesia berencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Hanya saja rencana kenaikan harga BBM ini dinilai waktunya kurang tepat dan bisa memberatkan terhadap masyarakat.
Baca Juga:
Bos Gudang Solar yang Dibekingi AKBP Achiruddin Hasibuan Bantah Dirinya Kabur
Mengingat saat ini kondisi ekonomi masih belum stabil akibat Pandemi Covid-19.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Kadin Kabupaten Sumenep H. Hairul Anwar. Menurut dia, kenaikan harga BBM bukan merupakan solusi sebagai solusi ditengah lesunya ekonomi.
“Tentu ini sangat memberatkan. Di tambah kemarin, kena dampak Covid-19, itu luar biasa dampaknya. Setelah baru pulih dari Covid-19 kita dihadapkan lagi dengan dampak kenaikan BBM,” jelasnya.
Baca Juga:
Pembatasan Beli Solar Subsidi Diperluas ke 13 Daerah
Bahkan kata dia, kenaikan harga BBM sebuah keniscayaan di tengah geopolitik yang semakin tidak menentu. Hal itu sangat berdampak terhadap sektor energi.
Sehingga kekuatan finansial pemerintah apabila terus menerus memberikan subsidi BBM kepada rakyat, maka bisa bermasalah.
“Sebenarnya yang memberatkan adalah keseimbangan antara daya beli masyarakat dengan sisi pendapatan,” terangnya.