WahanaNews-Madura | Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) makin menyebar ke berbagai wilayah di Kabupaten Bangkalan. Dampaknya, transaksi jual beli hewan ternak di pasar menurun drastis.
Salah satu pedagang sapi asal Kelurahan/Kecamatan Langkap, Kabupaten Bangkalan Ahmad Ridhoi mengatakan jumlah pedagang dan pembeli saat ini turun.
Baca Juga:
24 Desa di Gunung Mas Terima Insentif dari Pemerintah Pusat Karena Kinerja Baik
Padahal biasanya pasar hewan di Burneh selalu ramai. Terlebih menjelang lebaran Idul Adha.
"Sejak PMK ini merebak, pasar menjadi sepi. Kalau tahun lalu menjelang hari raya kurban biasanya 100-an ekor sapi ada di pasar ini. Namun saat ini hanya berkisar 30-an saja," ujarnya, Rabu (8/6/2022).
Selain itu Ridhoi mengaku mengalami penurunan omset penjualan hewan ternak. Sebab mayoritas pedagang di Bangkalan menjual ternaknya ke luar kota, termasuk ke luar pulau.
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Perketat Buka Rekening Bank, Simak Aturan Terbarunya
"Kami biasanya kirim ke Kalimantan dan Jakarta. Pelanggan kami dari sana semua. Namun karena pembatasan, kami hanya bisa menjual di pasar dengan harga hewan ternak yang menurun," ujarnya.
Ia berharap pemerintah segera memberikan kebijakan baru agar pedagang ternak bisa kembali menjual keluar daerah dengan tetap mengikuti protokol penanganan wabah PMK.
Sementara Kepala Dinas Peternakan Ahmat Hafid mengatakan meskipun wabah PMK menyerang hampir seluruh tempat di Bangkalan, rencana penutupan pasar tidak akan dilakukan. Hal itu bisa semakin mempersulit perekonomian pedagang ternak.