WahanaNews-Madura | Siti Sukaisih (37) tak henti-hentinya mengecup kening buah hatinya Nur Hidayatul Istiqomah (2). Sesekali ia menatap wajah buah hatinya. Ia lantas menggendong dan menimangnya ke sana ke mari.
"Bulan Agustus 2022 nanti genap usia 3 tahun," kata Siti saat ditemui di sebuah rumah transit pasien Rumah Sakit Husada Utama Surabaya, Sabtu (21/5/2022).
Baca Juga:
Kejiwaan Ibu di Jaksel yang Banting Bayi hingga Tewas Diperiksa Polisi
Perempuan itu pun menceritakan apa yang dialami buah hatinya. Putrinya telah mengidap tumor mata kiri sejak sekitar 9 bulan lalu. Meski sudah mendapat penanganan medis tapi dokter belum memutuskan operasi.
"Sekarang masih kemoterapi di Dokter Soetomo. Baru lepas kemo nanti di-MR lagi sampai ke-3. Kalau hasilnya bisa dioperasi, baru dioperasi. Kalau dioperasi duluan, takut akibatnya malah fatal dan menyebabkan kematian," ujarnya.
Dalam perkembangannya, kondisi putrinya semakin memprihatinkan. Tumor itu sudah menjalar. Tindakan operasi terhadap putrinya pun memerlukan kehati-hatian lebih.
Baca Juga:
Pemkab Lebak Intervensi Pencegahan Stunting pada Balita
"Soalnya sudah nyerang ke otak dan sarafnya. Tumornya sudah sampai ke otak dan sarafnya. Kalau operasi itu nanti kalau sudah siklus kemo ke-3, tanggal 30 Mei ini siklus ke-2 kemonya," tuturnya.
Mulanya, Siti mengaku baru mengetahui penyakit yang diderita Nur pada awal umur 2 tahun. Saat beranjak ke usia 3 tahun, mata sebelah kiri putrinya makin membengkak. Lambat laun benjolan itu membesar.
"Awalnya cuma periksa di rumah, periksa ke puskesmas, ditangani dokter di sana. Ternyata, diminta untuk memeriksakan ke Surabaya, jadi saya bawa anak saya ke RS Mata Undaan," kata warga Dusun Morpao, Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Madura itu.
Menjelang pemeriksaan ke 5 kali, Nur justru diminta ke RSU Dr Soetomo, Surabaya dengan alasan medis tertentu yang tak bisa ia jelaskan secara detail. Namun, ia mengaku tak bisa berbuat banyak lantaran terkendala biaya pengobatan.
"Pertama, harus biaya sendiri, sebelumnya habis sekitar Rp 6 juta. Setelah itu kami pasrah karena tidak ada biaya," katanya.
Kisah Nur dan Siti lantas diunggah dalam salah satu aplikasi penggalangan dana di Indonesia hingga akhirnya didengar Mensos RI Tri Rismaharini.
"Alhamdulillah, kabar sakit anak saya didengar banyak orang, lalu banyak yang kasih donasi, termasuk dari Kemensos. Pokoknya, banyak bantuan yang datang," ujar dia.
Siti merasa, perjuangan dan semangatnya untuk memperjuangkan kehidupan buah hatinya kembali terdongkrak, meski tumor mata yang dialami putrinya sudah masuk stadium 4.
"Mata yang kanan juga sudah tidak bisa melihat. Tapi, kami masih fokus di mata kirinya yang bengkak," ujarnya setelah menerima kunjungan Risma. "Kami tidak bisa mengucapkan apa2 selain alhamdulillah dan terima kasih."
Sementara itu, Mensos RI Tri Rismaharini menjelaskan bahwa Kemensos saat ini telah menganalisis kasus-kasus serupa. Menurutnya, bantuan pengobatan bagi Nur memang sangat dibutuhkan.
"Saya minta bantuan temen-teman (aplikasi penggalangan dana) semua karena mereka yang bisa maintenence untuk pengobatan dalam waktu yang lama. Jadi, kami sudah kolaborasi, ada 80 pasien dan sudah terkumpul (donasi) Rp 5 miliar dan ada di seluruh Indonesia," katanya.
Risma menegaskan, pihaknya juga menyediakan petugas yang akan selalu memantau progres dan perkembangan pengobatan. Begitu juga dengan pendampingan pada pasien.
"Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur dan orang-orang baik yang peduli terhadap kesehatan adik kita (Nur). Saya juga ucapkan terima kasih pada pengguna media sosial, karena kami dapat info itu dari medsos," tutupnya. [jat]